Loading...
Tampilkan postingan dengan label masalah tembok. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label masalah tembok. Tampilkan semua postingan

15 Jenis Cacat Dinding Yang Umum Terjadi

15 Jenis Cacat Dinding Yang Umum Terjadi


Setiap kali cat diaplikasikan ke dinding, beberapa kecacatan dapat terlihat. Dibawah ini terdapat berbagai jenis kecacatan pada dinding yang paling umum terjadi. Kecacatan timbul sebagai konsekuensi dari lapisan cat yang selalu menjadi sasaran serangan kimiawi dari udara, cahaya matahari, debu, dan panas, dimana kesemua faktor tersebut dapat memperburuk kondisi lapisan cat. Namun, kecacatan juga bisa timbul akibat buruknya material bangunan yang dipakai serta kesalahan dalam proses pengerjaan bangunan.

Serangan Jamur dan Ganggang
Jamur dan ganggang dapat tumbuh pada permukaan yang terus menerus basah dan kotor. Minimnya bahan anti jamur atau ganggang pada cat juga dapat memperparah keadaan.

Bittiness
Bittiness adalah kondisi dimana dinding mengalami bintil-bintil kecil pada lapisan film cat atau pernish. Hal ini biasanya terjadi ketika dinding dalam keadaan kotor dan berdebu dimana partikel kotoran dan debu pada dinding terjebak dibawah lapisan cat. Selain itu bittiness juga disebabkan oleh penggunaan kuas yang tidak bersih dan lingkungan kerja yang sangat berdebu.

Pemutihan Atau Penyabunan
Permukaan plester dinding semen yang baru memiliki kandungan alkali yang sangat tinggi dan bereaksi terhadap bahan pengikat pada cat berbasis minyak. Hal ini mengakibatkan proses penyabunan yang berdampak pada pelunturan warna (pemutihan) pada dinding. Akibat reaksi alkali, lapisan cat menjadi lunak, lentur, dan mudah rontok ketika terpapar tekanan air.

Bleeding
Proses bleeding terjadi akibat terlepasnya cairan berwarna seperti pigmen cat atau korosi yang berada dibawah lapisan cat yang kemudian merembes dan meresap keluar ke lapisan cat paling atas. Hal ini mengakibatkan noda warna yang tidak diinginkan atau perusakan warna.

Blistering
Blistering dikenal sebagai formasi penggelembungan pada lapisan film cat atau pernis. Hal ini disebabkan oleh hilangnya daya rekat cat atau pernish hanya pada area yang mengalami blistering. Terutama terjadi pada antar lapisan cat atau antara lapisan primer dan permukaan dinding.

Blooming Atau Blushing
Blooming atau blushing umumnya digambarkan sebagai munculnya substansi keputihan pada permukaan lapisan pernish atau cat enamel. Hal ini umumnya terjadi karena proses pengeringan cat yang terlalu cepat atau kelembapan ruangan yang sangat tinggi ketika dilakukan pengecatan.

Garis Bekas Kuas
Garis bekas kuas (brush mark) seringkali terlihat pada lapisan akhir cat. Ketika cat diaplikasikan ke permukaan dinding menggunakan kuas bulu seringkali meninggalkan bekas bulu kuas. Seringkali bekas bulu kuas tersebut terlihat dalam dan bersifat permanen menempel pada permukaan cat dinding.

Pengkapuran
Pengkapuran atau chalking adalah formasi berbentuk bubuk kapur putih pada lapisan film cat. Hal ini berarti setiap kali substansi pengkapuran muncul ke permukaan maka lapisan film berubah menjadi serbuk cat.

Retakan
retakan adalah terlepasnya lapisan film cat yang disebabkan oleh retakan yang menjalar hingga keseluruhan sistem lapisan cat dan menembus hingga lapisan dasar permukaan dinding. Retakan cat dapat terlihat pada permukaan interior maupun eksterior. Retakan cat umumnya disebabkan oleh rendahnya kualitas cat yang berkaitan dengan daya rekat dan kelenturan cat.

Penggaraman
Penggaraman atau effloresence adalah proses pengkristalan timbunan kandungan mineral pada dinding. Penggaraman biasanya berwarna putih dan seringkali muncul pada permukaan dinding bata, plaster, dan bangunan semen. Hal ini terjadi disebabkan oleh adanya kandungan air atau kelembapan pada substrate material bangunan yang kemudian merembes keluar, menguap, dan menyisakan kristal penggaraman pada dinding.

Pengelupasan Flaking
Pengelupasan flaking adalah proses pelepasan lapisan film dari permukaan dinding dan menghasilkan serpihan atau pecahan lapisan cat. Hal ini biasanya terjadi akibat kandungan kelembapan air yang berada dibawah lapisan cat. Selain itu juga disebabkan oleh buruknya persiapan dinding sebelum pengecatan dan tidak bersihnya permukaan dinding dari berbagai noda atau kotoran seperti noda minyak, grease, kotoran, atau debu.

Patchiness
Patchiness dikenal sebagai permukaan yang tidak rata atau bekas goresan pada lapisan dempul atau plamir. Hal ini disebabkan karena daya resap air yang terlalu tinggi dan adanya material asing pada bahan dempul yang dapat memicu kecacatan tersebut.

Pengelupasan Peeling
Pengelupasan peeling biasa terjadi pada lapisan cat yang menempel pada permukaan kayu atau logam. Pelepasan tersebut terjadi akibat hilangnya daya rekat antar lapisan cat, lapisan cat dengan primer, atau permukaan dinding dengan primer. Selain itu juga disebabkan oleh masalah kelembapan air pada permukaan cat dinding.

Pelelehan Cat
Pelelehan cat atau sagging terjadi ketika lapisan cat yang terlalu tebal diaplikasikan pada permukaan yang miring atau vertikal. Pelelehan didiskripsikan sebagai lapisan film yang menurun dalam masa pengecatan dan terjadi proses pengeringan sehingga menghasilkan lapisan permukaan cat dinding yang tidak rata.

Pengkerutan
Pengkerutan didefinisikan sebagai permukaan dinding yang mengalami pengkerutan lapisan cat yang terbentuk oleh lapisan cat yang terlalu tebal. Hal ini mengakibatkan lapisan cat yang bergelombang seperti ombak pada permukaan dinding. 

Mengatasi Jamur Yang Menempel Pada Dinding


Mengatasi Jamur Yang Menempel Pada Dinding


Bagi banyak orang, cat hanyalah sebuah warna yang menempel pada setiap permukaan yang ada pada rumah. Setiap kali anda mengecat, beberapa cacat atau kerusakan dapat muncul pada permukaan. Hal tersebut disebabkan karena lapisan cat merupakan subyek yang selalu terpapar oelh pengaruh lingkungan seperti panas matahari, air hujan, debu tanah, tekanan udara, serta polutan kimiawi yang bersifat merusak. Tumbuhnya ganggang atau jamur juga merupakan salah satu bentuk kerusakan pada permukaan cat.

Ganggang dan jamur adalah masalah yang dapat berkembang pada interior maupun eksterior bangunan. Ketika hal tersebut terjadi maka berpotensi menimbulkan bahaya termasuk merusak daya tarik tampilan permukaan dinding.

Jamur dapat berwujud bercak-bercak berwarna abu-abu, hitam, coklat, atau hijau gelap pada dinding. Tumbuhnya jamur selain merusak penampilan juga dapat merusak lapisan cat. Kelembapan adalah faktor utama penyebab tumbuhnya jamur pada dinding. Jamur biasa tumbuh pada permukaan dinding yang lembab maupun basah, dimana cahaya matahari sangat minim atau tidak ada sama sekali. Selain itu, jamur juga tumbuh pada lapisan cat yang diaplikasikan pada permukaan dinding yang belum terbebas dari jamur. Penggunaan cat berkualitas rendah yang minim bahan anti jamur juga dapat mempercepat tumbuhnya jamur pada dinding.

Jamur mustahil tumbuh tanpa sumebr nutri. Maka jika terdapat jamur pada dinding luar, bersihkan area sekitar dari tanaman atau semak belukar. Jika terdapat di dinding dalam, maka aturlah agar sinar matahari dapat masuk menerpa permukaan dinding yang bermasalah. 

Cat yang baik meskipun bersifat water repelant, tetap dapat membuat dinding bernafas sehingga uap air tidak terjebak dibawah lapisan cat. Hal ini disebabkan karena uap air yang terjebak dapat meningkatkan kelembapan yang dapat memicu tumbuhnya jamur.

Jika terjadi kebocoran atau rembesan dari pipa air, maka segera temukan sumber penyebabnya untuk dilakukan perbaikan. Kebocoran atau rembesan air dapat meningkatkan kelembapan pada dinding yang dapat memicu tumbuhnya jamur.

Alkalinitas adalah pencegah alami tumbuhnya jamur pada dinding. Jamur tumbuh optimal pada media ber ph 5-7. Namun jamur juga mudah tumbuh pada media ber ph 3-9. Sedangkan ph pada cat berkisar antara 8-9 tergantung jenis cat. Semakin tinggi tingkat ph maka semakin besar pula resistensinya. Maka disarankan untuk memilih produk cat yang memiliki nilai ph yang tinggi.

Untuk menyingkirkan jamur yang muncul pada permukaan yang kotor atau basah, tuangkan beberapa tetes larutan pemutih pada area yang bermasalah. Ketika jamur tersebut rontok dan berubah menjadi debu, maka dapat dibersihkan dengan mudah menggunakan sikat atau dibilas dengan air.

Selain itu, anda juga dapat menggunakan larutan anti jamur atau larutan pemutih yang dicampurkan dengan air. Kemudian semprotkan pada permukaan untuk menghentikan atau mencegah tumbuhnya jamur. Setelah dinding mengering anda dapat mengecat dengan warna yang anda inginkan.

Sangat penting untuk memahami bahwa ganggang atau jamur adalah organisme hidup yang mampu beradaptasi pada berbagai kondisi lingkungan. Untuk itu perlu dilakukan perawatan periodik untuk mengendalikan tumbuhnya ganggang atau jamur pada dinding. Ketika perawatan tidak dilakukan secara berkala, maka kontaminan dan polutan seperti debu, tanah, atau kotoran dapat menciptakan lapisan yang menjadi media sempurna tumbuhnya ganggang dan jamur.

Mengenal Masalah Yang Umum Terjadi Pada Dinding Eksterior


Mengenal Masalah Yang Umum Terjadi Pada Dinding Eksterior


Cat dinding pada sisi luar rumah memiliki tantangan yang lebih besar ketimbang pada sisi dalam rumah. Hal ini disebabkan karena dinding luar harus menerima paparan panas matahari, hujan, dan angin, dan polutan alami yang dapat merusak lapisan cat. Untuk itu cat dinding harus memiliki spesifikasi dan ketahanan yang jauh lebih baik. Meskipun pada dasarnya cat dinding tetap memiliki keterbatasan resistensi seiring usia dan waktu.

Dibawah ini adalah penjelasan mengenai masalah umum yang terjadi pada cat dinding luar yang disebabkan karena proses alami maupun kesalahan dalam proses pengecatan.

Blistering
Blistering ditandai dengan lepuhan atau gelembung yang berukuran kecil hingga sedang pada lapisan cat. Hal ini biasanya terjadi pada pengerjaan pengecatan disiang hari yang panas terik. Pengeringan cat yang terlalu cepat membuat dinding tidak sempat bernafas dan membuat uap air pada cat terjebak dan menghasilkan gelembung atau lepuhan. Selain itu dinding yang basah, ruangan yang lembab, dan jamur juga berpotensi menimbulkan gejala yang sama.

Alligatoring
Alligatoring adalah retakan pada lapisan cat yang menyerupai tekstur kulit buaya. Hal ini disebabkan karena kesalahan dalam pengecatan dimana pengecatan lapisan kedua diaplikasikan sebelum lapisan pertama mengering. Selain itu masalah tersebut juga timbul pada pengecatan cat yang berbeda jenis, semisal cat berbasis enamel minyak ditimpa diatas cat berbasis latek. Pada umumnya cat berbasis minyak lebih mudah mengalami penuaan dan getas. Sehingga menimbulkan retakan-retakan yang disebabkan oleh fluktuasi suhu udara.

Efflorescence
Efflorescence biasanya ditandai dengan munculnya serbuk putih kandungan mineral garam pada dinding. Kandungan mineral garam yang terlarut air pada bata semen merembes ke permukaan dan menghasilkan pengkristalan akibat proses penguapan. Pada umumnya masalah ini disebabkan karena persiapan pra pengecatan yang buruk, dimana efflorescence tidak tertangani dengan sempurna. Selain itu kelembapan yang ekstrim, minimnya perlindungan waterproof, retakan atau pecahan pada dinding, dan pengecatan dinding yang terlalu dini juga mengakibatkan masalah yang sama.

Chalking
Chalking ditandai dengan serbuk kapur halus yang menyelimuti seluruh lapisan permukaan cat. Pada dasarnya chalking adalah lapisan pigmen yang terlepas seiring turunnya daya rekat dan usia cat. Pada umumnya chalking disebabkan oleh kualitas cat yang buruk, dimana cat tersebut memiliki ketahanan daya rekat yang rendah serta menggunakan filler pigmen yang lebih banyak. Selain itu proses chalking juga dipercepat oleh pengaruh cuaca, paparan panas matahari dan air hujan. Ketika chalking terjadi, lapisan pigmen tersebut terlepas dan merembes sehingga menodai permukaan dinding disekelilingnya. Untungnya lapisan chalking tersebut dapat dibersihkan dengan larutan TSP (tisodium phosphate).

Sagging
Sagging adalah lelehan pada lapisan cat dinding yang telah mengering. Hal ini disebabkan karena teknik pengecatan yang kurang baik, dimana pengkuasan dilakukan secara tidak merata. Lapisan cat yang terlalu tebal dan encer, serta permukaan dinding yang terlalu halus membuat cat mudah merembes dan jatuh. Selain itu udara yang terlalu dingin dan sangat lembab membuat cat lama mengering dan mudah meleleh. Permukaan dinding yang tidak bersih dan minim persiapan juga menimbulkan masalah yang sama. Untuk mencegah sagging sebaiknya anda mengamplas halus sebelum mengaplikasikan lapisan cat berikutnya.

Peeling
Peeling adalah masalah umum yang terjadi pada cat yang disebabkan oleh kelembabapan ataupun daya rekat cat yang buruk. Hal ini biasanya ditandai dengan pengelupasan lapisan cat dari lapisan cat atau permukaan media yang ada dibawahnya. Penyebab utama peeling adalah pengecatan pada permukaan yang minim persiapan, aplikasi cat berbasis minyak diatas permukaan yang basah, kualitas cat yang rendah, substrate yang memiliki daya rekat adhesi yang buruk, serta kerusakan blistering pada lapisan cat.

Kemungkinan lain adalah disebabkan karena kelembapan pada dinding yang biasanya ditandai dengan pengelupasan berukuran besar. Pengelupasan terjadi karena kandungan air terjebak dibawah lapisan cat dan kemudian mendorong keluar sehingga menimbulkan retakan dan pengelupasan lapisan cat. Hal ini sering terjadi di ruangan kamar mandi, dapur, dan ruangan dengan kelembapan udara tinggi. Kebocoran air, rembesan air hujan, serta minimnya ventilasi juga dapat menyebabkan masalah yang sama.

Mildew
Mildew adalah jamur yang tumbuh pada permukaan lapisan cat dan dempul yang biasanya ditandai dengan bercak atau bintik berwarna abu-abu, hitam, coklat, dan hijau. Hal ini pada umumnya disebabkan karena kelembapan udara yang tinggi, minimnya ventilasi, dan kurangnya pencahayaan sinar matahari langsung. Sebaiknya anda menggunakan larutan anti jamur untuk membersihkan mildew sebelum melakukan pengecatan ulang. Hal ini disebabkan karena jamur tetap dapat tumbuh meskipun telah ditimpa dengan lapisan cat diatasnya.

Panduan Mengatasi Kandungan Alkali Pada Dinding


Panduan Mengatasi Kandungan Alkali Pada Dinding


Alkali pada dasarnya merupakan senyawa kandungan garam dan mineral yang terdapat pada lapisan semen yang menyelimuti seluruh dinding rumah. Alkali berbentuk serbuk halus berwarna putih seperti kapur dan seringkali muncul ke permukaan pada dinding yang jenuh alkali. Susunan bata yang menjadi isian dinding cenderung menyerap air tanah. Sehingga kandungan garam dan mineral pada air tanah terserap dan terangkut memenuhi struktur bangunan dinding. Dalam proses penguapan atau pengembunan, kandungan air tanah terlepas ke udara melalui pori-pori dinding dan menyisakan kandungan garam dan mineral yang mengkristal pada permukaan dinding.

Pengkristalan garam dan mineral bukan hanya merusak penampilan dinding, namun juga dapat merusak lapisan finishing pada dinding. Pada lapisan finishing dinding (semisal cat) yang cukup kuat menahan ekspansi alkali, tekanan keluar dari pengkristalan garam justru membuat lapisan cat menggembung dan menghasilkan retakan atau pecahan. Untungnya, mengatasi masalah alkali cukup mudah.

1. Tuangkan beberapa tetes sabun cuci piring kedalam 5 galon air hangat. Gunakan air sabun tersebut untuk mencuci dan menggosok dinding dengan kuas bulu yang kaku atau sikat plastik. Bersihkan kuas atau sikat setiap kali menggosok dinding hingga mengkover seluruh permukaan dinding.

2. Lalu gunakanlah air bersih yang hangat untuk mencuci dan menggosok dinding untuk membersihkan sisa-sisa sabun pada dinding. Gunakan busa spon atau kain untuk memastikan tidak ada serpihan atau kotoran yang masih melekat pada dinding. Atau anda juga bisa menggunakan penyemprot air untuk membersihkan sisa sabun tersebut.

3. Keringkan dinding dan gunakan kipas angin untuk mempercepat proses penguapan. Gosok dinding dengan kuas atau sikat kering untuk membersihkan lapisan pengkristalan garam (alkali) yang masih tersisa atau dapat terlihat.

4. Gunakan penyemprot air, busa spon atau kain lap untuk membasahi dinding hingga jenuh air sebelum memberikan treatment kimiawi. Hal tersebut dimaksudkan agar batu bata atau isian dinding tidak menyerap terlalu banyak cairan kimia yang dapat merusak struktur isian dinding tersebut.

5. Campurkan air dengan larutan cuka putih dengan rasio 1 banding 1. Kemudian tuangkan beberapa tetes trisodium phospate ke seember air hangat. Asam pada cuka dimaksudkan untuk menetralkan ph dinding dan mengatasi kandungan alkali pada dinding. Sedangkan trisodium phospate (TSP) dimaksudkan untuk mencegah timbulnya jamur.

6. Gosok dan cucilah dinding menggunakan campuran larutan cuka dan TSP yang anda buat sebelumnya. Aplikasikan pada dinding sisi indoor maupun outdoor rumah. Lakukan secara berulang-ulang agar larutan cuka putih dan TSP dapat terserap sempurna ke permukaan dinding. Beri jeda waktu kisaran 10 menit sebelum melakukan proses penggosokan selanjutnya.

7. Bersihkan dinding dengan air bersih. Gunakan penyemprot air atau busa spon dan kain. Pastikan seluruh permukaan dinding tercuci dan terbilas bersih secara sempurna. Karena sisa-sisa larutan cuka dan TSP yang masih melekat dapat merusak struktur material pada lapisan semen dinding.

8. Setelah dinding mengering sempurna, anda dapat langsung mengaplikasikan cat atau melapisi terlebih dahulu dengan cat primer alkali killer. Produk tersebut diharapkan dapat membantu mengatasi masalah pengkristalan garam yang dapat timbul di kemudian hari. 

Masalah Utama Dinding Lembab Dan Basah

Masalah Utama Dinding Lembab Dan Basah

Dinding lembab atau basah dapat terjadi oleh berbagai macam faktor penyebab seperti air hujan yang merembes melalui dinding atau genteng, kelembapan yang diserap dari tanah, pengembunan (air jenuh) pada permukaan yang dingin, atau kombinasi dari berbagai faktor diatas. Untuk itu sangat penting mengidentifikasi sumber masalah sebelum melakukan perbaikan, atau anda justru melakukan perbaikan yang sama sekali tidak efektif

Rembesan Dari BawahJika anda memiliki masalah belang basah/lembab, cat menggelembung, plester semen melapuk, atau dinding berkapur/berserbuk pada permukaan dinding dekat lantai, maka air yang menaik adalah tersangka utamanya. Hal ini biasanya disebabkan oleh kesalahan pada pengerjaan pondasi atau tiadanya media pelindung dan kedap air yang diaplikasikan pada dinding atau pondasi. Meskipun masalah teersebut bisa juga terjadi karena aliran udara pada bawah lantai yang buruk atau sistem drainase saluran air yang buruk

Solusi Perbaikan
  1. Memperbaiki sistem drainase atau saluran air. Memastikan permukaan tanah pada bangunan lebih tinggi ketimbang lingkungan sekitar
  2. Mengecek apakah ada cukup ruang kosong dibawah papan lantai untuk membantu proses penguapan air tanah dan dialirkan keluar melalui ventilasi bawah lantai
  3. Memasang peralatan kedap air pada lantai atau dinding dan sebaiknya diserahkan kepada tenaga profesional
Pengembunan
Jika anda kurang yakin dengan penyebab dinding basah, lakukan sebuah uji coba. Keringkan dinding dengan kipas pemanas, kemudian tempelkan alumium foil yang direkatkan dengan lakban hingga rapat pada area bermasalah. Jika permukaan alumunium foil menjadi basah setelah 24 jam, maka masalah utama adalah pengembunan. Pengembunan terjadi ketika kandungan air pada udara terbentuk dan terjebak didalam rumah. Sistem ventilasi yang buruk serta pemakaian material bangunan yang terlalu kedap air sering kali menjadi biang masalah.

Solusi Perbaikan
  1. Pasang exhaust fan atau ventilasi pada ruangan yang cenderung mudah lembab seperti dapur, ruang cuci, dan kamar mandi. Pastikan agar udara dapat mengalir keluar rumah sebelum menyebabkan masalah didalam rumah
  2. Jangan menggunakan peralatan yang dapat membuat proses pengembunan seperti pemanas air

Tambalan (plester Semen) Yang Lembab
Hal ini biasanya disebabkan oleh rembesan air yang menembus dinding, dimana air dari sisi luar meresap ke sisi dalam melalui celah atau retakan pada semen dan bata. Air hujan juga dapat merembes melalui celah antara dinding dengan bingkai jendela atau pintu. Selain itu, tetesan air hujan yang mengalir sepanjang jendela juga dapat menggenangi sisi bawah jendela dan mengakibatkan dinding lembab. Pada umumnya masalah ini disebabkan oleh kesalahan dalam pengerjaan pemasangan bata dan penyemenan, termasuk kesalahan penanganan pada retak dinding

Solusi Perbaikan
  1. Memastikan kondisi dinding luar, termasuk pengerjaan penyemenan dan pengecatan dalam yang bagus
  2. Menutup celah pada sekeliling pintu dan bingkai jendela pada dinding
  3. Menghilangkan atau meratakan sill jendela pada sisi luar rumah

Kebocoran
Kesalahan pada struktur atap, termasuk genteng yang rusak atau terlepas, retak pada pada bubungan dan jurai semen, talang air atau karpet genteng yang bocor, dan pipa air yang pecah, dapat menyebabkan dinding lembab pada rumah. Biasanya masalah ini dapat  ditandai dengan mudah pada area sekitar plafon atau sisi yang sejalur dengan saluran air pada sisi luar rumah. Selain itu dinding basah juga bisa terjadi pada kebocoran pipa air yang tertanam pada dinding, atau saluran air pada kamar mandi yang tidak tertutup rapat

Solusi Perbaikan
  1. Memperbaiki kerusakan dan kesalahan pada atap
  2. Mengatasi kebocoran pipa

Mengatasi Lapisan Cat Yang Menggelembung


Tidak jarang dinding tembok yang setelah dicat timbul berbagai masalah atau penyakit tembok. Biasanya hal tersebut terjadi karena buruknya kualitas cat yang digunakan atau kesalahan dalam teknik aplikasi pengecatan. Salah satu masalah yang seringkali muncul adalah lapisan cat yang menggelembung.

Cat yang menggelembung pada dasarnya disebabkan oleh perbedaan kualitas cat yang dipakai sebagai dasaran dan top coat. Cat dasaran yang berkualitas rendah biasanya memiliki komposisi filler yang lebih banyak sepertihalnya pada dempul atau plamir. Lapisan filler tersebut cenderung bersifat menghantarkan air (rembesan air). Akibatnya jika lapisan pada cat top coat berkualitas baik dan lebih kedap air, maka air akan tertahan dan terkumpul pada lapisan top coat tersebut. Sehingga lapisan top coat menjadi tertekan keluar dan menggelembung

Selain itu, lapisan top coat yang menggelembung juga disebabkan oleh proses pengeringan cat yang tidak sempurna. Lapisan cat yang terlalu tebal membuat pengeringan menjadi lebih lambat. Ketika dilakukan pengecatan kedua pada dinding tembok yang belum kering sempurna, maka kandungan air pada cat lapisan pertama terlepas dan mendorong keluar pada lapisan cat kedua. Untuk itu perlu diperhatikan masa jeda proses pengecatan untuk memastikan lapisan cat telah mengering secara sempurna dan bukan sekedar kering sentuh

Namun jika masalah sudah terlanjur terjadi, ada beberapa langkah untuk mengatasi dan memperbaiki masalah tersebut, yaitu :

1. Mengerok lapisan cat hingga bersih hingga ke acian semen
2. Amplas permukaan dinding dan gunakan dempul/plamir hanya untuk menutup retak rambut
3. Beri lapisan water proofing minimal dua kali lapis yang diaplikasikan secara bersilangan
4. Gunakan wall sealer sebagai prime coat (cat dasaran) untuk dinding eksterior
5. Gunakan cat berkualitas baik untuk memperoleh hasil yang optimal
6. Aplikasikan cat dengan tepat untuk mencegah terulangnya masalah yang sama sebagaimana panduan diatas